Minggu, 10 April 2011

Belajar di Kampung Inggris

Saya mulai mengenal atau lebih tepatnya "mendengar" mengenai tempat ini sejak saya kuliah tingkat 1. Cukup membuat saya tertarik, tapi ketertarikan saya waktu itu belum bisa menarik hati saya untuk bertandang ke tempat ini. Hingga ketika saya sudah lulus kuliah, ketika menunggu pekerjaan yang tak kunjung datang selama beberapa bulan yang membuat saya jenuh dan bosan tinggal di rumah, dengan ajakan seorang sahabat, Siti Sarah Nur Awaliyah, saya akhirnya memutuskan untuk belajar bahasa Inggris di tempat ini. Tujuan awal HANYA belajar bahasa Inggris. Tapi tak hanya itu yang saya dapat dari tempat ini, pengalaman yang jauh lebih berharga ternyata membuat saya tak dapat melupakan tempat ini.
Ada 2 periode pendaftaran kursus, yaitu sebelum tanggal 10 dan 25 setiap bulannya, karena start belajar dimulai pada ke-2 tanggal tersebut. Sehingga pada hari Rabu, 9 Maret 2011 saya memutuskan untuk berangkat dari Cianjur ke Bandung pada pukul 11:00 dengan menggunakan kendaraan umum. Berhubung ada sahabat saya disana yang siap membantu saya untuk mendaftarkan saya di lembaga kursus yang menurutnya terbaik di Pare.
Rencananya waktu itu saya akan menaiki kereta Bandung-Malang pada pukul 15:30. Dengan mengandalkan kepercayaan "semoga dewi fortuna lagi mendukung saya" saya nekat berangkat dengan keadaan tiket belum saya dapatkan.
Sekitar pukul 13:00 saya sampai ke Statsiun Hall Bandung. Kemudian dengan sigap saya mengantri tiket, dan ternyata Allah menghendaki keberangkatan saya, saya mendapatkan tiket Malabar Ekspress Bandung-Malang kelas bisnis seharga Rp 160.000,-.
Setelah mendapatkan tiket saya ditemui oleh kedua adik kesayangan saya, Arien dan Fahmi.
Setelah selesai solat, sambil menunggu keberangkatan kereta, kami bercerita banyak hal, dan saya beruntung memiliki mereka, adik-adik kelas selama kuliah tapi sudah saya anggap seperti adik saya sendiri.
Saran saya ketika menaiki kereta, jika uang pas-pasan jangan sampe makan atau minum-minuman yang diberikan oleh petugas kereta, karena harganya sangat mahal. Pengalaman yang membuat saya kapok, hahahaha

Ketika di kereta saya bertemu dengan seorang gadis SMA yang diantar ibunya dengan tujuan sama, yaitu Kediri. Gadis ini berencana untuk berlibur ke rumah neneknya di Kediri. Lagi-lagi kali itu saya beruntung dipertemukan dengan orang baik hati, saya diantar oleh paman dari gadis itu ke tempat dimana saya dapat mendapatkan bus ke Pare.
Sekitar pukul 5 saya sampai stasiun Kediri setelah menempuh perjalanan sekitar 13 jam. Saya mendapatkan bis menuju Pare sekitar pukul 05:30 di depan Kantor Pos kota Pare. Dengan mini bis saya sampai ke Kampung Inggris Pare sekitar pukul 06:30 pada hari kamis 10 Maret 2011.
Finally saya sampai dengan baik berkat semua petunjuk sahabat saya. Ketika sampai, saya langsung menemui sahabat saya di kosannya. Dengan penuh semangat tanpa istirahat saya mandi kemudian siap-siap, berhubung pukul 07:00 kami sudah harus masuk kelas untuk introduce dan rules yang berlaku selama proses belajar mengajar.
Satu kelas itu maksimal terdiri dari 16 orang dengan macam-macam rentan usia dari yang baru keluar SMA sampai yang sudah punya istri. Bayangkan bagaimana heboh dan serunya kelas kami. Dari Sabang sampai Merauke ada di sini. Saya cukup tercengang ketika saya bertemu banyak pelajar dari berbagai pulau, terutama pulau Sulawesi.