Rabu, 09 Oktober 2013

Ujung Kulon, Pantai Terindah di Ujung Barat Pulau Jawa

Halooo para traveller... Sudah lama sepertinya saya tidak menyentuh blog yang satu ini. Bukan karena tidak melakukan travelling tapi "mungkin" karena cukup sibuk mengurus ekstensi kuliah dan juga sempat berobat jalan beberapa bulan terakhir ini. Ya ya ya tapi sebenarnya itu tidak cukup untuk dijadikan alasan berhenti menulis, ya gak sih? Hahaha okay cukup prolog kurang pentingnya, sesuai judul di atas saya akan sedikit bercerita mengenai pengalaman bertravelling saya ke pulau Peucang dan Pulau Handeuleum pada 28-29 September 2013 kemarin. Mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama-nama tersebut.

Baiklah untuk saya akan coba bercerita sedikit. Di kantor saya, PT Alita Praya Mitra, ada sekumpulan orang yang sangat suka travelling, mereka terdiri dari para engineer dan staff yang memang beda divisi dan departement. Sebelumnya mereka pernah melakukan travelling ke beberapa tempat, diantaranya Pantai Ujung Genteng, Sawarna, dan Pulau Tidung. Berhubung saya sudah pernah ke tempat-tempat tersebut dan kebetulan waktunya bentrok dengan acara travelling saya ke tempat yang lain jadi saya memutuskan untuk tidak ikut, padahal ketika itu trip tersebut gratis, karena ada sponsor yang membiayainya.

Hari Jumat malam, tanggal 27 September 2013 pukul 21.30 kami diharuskan kumpul di kantor yang berada di jalan Tb Simatupang kav 12, Jakarta Selatan. Kami berangkat pada pukul 22.00 dengan menggunakan 4 buah mobil yang ditumpangi 21 orang, 1 buah mobil diisi maksimal 6 orang, benar-benar perjalanan yang super nyaman, leluasa dan menyenangkan tentunya. Kami menggunakan jalur masuk lewat tol fatmawati, keluar di tol BSD, kemudian masuk lagi di gerbang tol Tangerang, dan keluar tol Labuan.

Sekitar pukul 04:30 kami akhirnya sampai di Sumur, Pandeglang-Banten yang merupakan desa terakhir sebelum menyebrangi pulau. Kami solat subuh, sarapan di warung yang telah disiapkan untuk kami, dan bersih-bersih sampai pukul 07:00. Untuk memanfaatkan waktu, saya dan Bella berjalan kaki dari warung tempat kami singgah menuju Pulo Umang. 

Sekitar pukul 08.00 kami berangkat dari desa Sumur menggunakan sebuah kapal yang cukup besar yang sudah kami sewa. Di perjalanan saya dikejutkan dengan pemandangan yang sangat indah, lautan yang berwarna biru tosca yang jernih dan menggugah untuk menceburkan diri. Sekitar pukul 11.00 akhirnya kami sampai di pulau yang sepi tersebut. Dari kejauhan begitu menggiurkan, pemandangan yang sangat memukau dan menakjubkan mata. Saya berani jamin ini merupakan pantai terindah yang pernah saya lihat di pulau Jawa. Maklum saya belum pernah melihat pantai di luar pulau Jawa, selain di Bali ketika trip dengan orang tua saya, namun ketika itu saya masih sangat kecil, sehingga tidak terlalu ingat.





Sampainya di Pulau Peucang, kami diharuskan untuk makan terlebih dahulu di kapal yang kami tumpangi, untuk mengantisipasi pembuangan sampah sembarangan, jadi kami tidak diijinkan untuk makan di pulau tersebut. Saya pikir itu ide yang brilian, jadi tidak ada sampah berserakan akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Perlu kalian ketahui bahwa pulau ini sangat sepi, hanya terdiri dari beberapa buah rumah yang disediakan untuk pengunjung dan tidak ada yang jualan. Pulau ini pun hanya dihuni oleh beberapa orang yang tugasnya hanya membersihkan rumah ketika sudah tidak ada pengunjung. Ketika akhir pekan pun pulau ini masih sangat sepi, apalagi kalau weekday.

Setelah makan selesai, kami tak sabar untuk segera menjelajahi pulau yang cukup besar ini. Namun berhubung terik matahari yang semakin menyengat tepat di atas kepala kami, saya, kak Rani, kak Sinta serta Bella memutuskan untuk shalat dan beristirahat sebentar. Setelah tidak sabar sekitar pukul 13.00 kami keluar dan mulai menjelajah pulau tersebut. Kami berdecak kagum melihat keindahan pulau ini dengan terus bersyukur sembari berfoto ria. Langkah kami terhenti ketika melihat seekeor biawak berukuran cukup besar sedang berenang di depan kami. Tak lupa juga monyet, babi hutan (Bagong), dan Kijang berkeliaran di sekitar pulau ini.



Dan berikut pemandangan lain dari Pulau Peucang. Indah bukan???










Hingga langkah kami kembali terhenti setelah sepanjang jalan melihat pantai yang berombak tidak terlalu besar ini memiliki biru tosca yang sangat jernih seolah menggoda kami untuk berenang di atasnya. Walau panas cukup terik, kami memutuskan untuk bersnorkeling ria di tempat ini.




Karena terbatas waktu, walau sebenarnya saya masih sangat betah melihat kehidupan dasar laut, akhirnya sekitar pukul 15.00 kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. Selesai mandi (karena shalat Asyar sudah saya ja'ma dengan dzuhur) kami kembali bersiap-siap untuk tracking mengejar matahari terbenam (sunrise) di ujung barat pulau Peucang. Setelah tracking menyusuri hutan lebat yang sangat gelap, sekitar satu jam, sekitar pukul 17.00 kami sampai juga. Banyak dari kami yang hampir tidak kuat menyelesaikan perjalanan. Namun sayang, sunrise yang kami dapat tidak seindah yang kami harapkan. Dengan sedikit menyesal setelah berfoto kami memutuskan kembali ke penginapan.

Sekitar pukul 19.00 kami sampai di penginapan, dan kembali ke kapal untuk makan malam. Setelah selesai ber-barbeqiu-an yang sudah disediakan, kami kemudian bersih-bersih dan shalat. Awalnya akan diadakan api unggun dan pesta kembang api, tapi apalah daya sudah tidak bisa upaya, akibat tracking tersebut kami sudah sangat kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat.

Pulu 04.30 kami semua bangun untuk shalat. Setelah selesai shalat, saya, kak Rani, dan kak Sinta memutuskan untuk kembali berenang dan ber-snorkeling ria. Namun yang sangat menakjubkan adalah ketika matahari terbit dengan sangat cepat dan sangat indah dari balik pulau yang di depan kami, entah pulau apa itu saya tidak tahu namanya. Sunrise yang terindah yang pernah saya lihat. Namun sayang seribu sayang karena awalnya hanya berniat untuk berenang, saya tidak membawa SLR saya, sehingga keindahan itu tidak bisa saya abadikan.

Setelah berenang, sekitar pukul 07.00 kami mandi dan siap-siap untuk sarapan nasi goreng yang sudah disediakan di kapal, sekalian membawa barang karena kami akan check out. Setelah sarapan sembari menunggu teman-teman yang masih mandi dan bersiap, saya dan kak Rani memantaafkannya dengan berfoto ria di atas kapal, berikut hasilnya :
















Setelah siap semua, sekitar pukul 08.30 kami melanjutkan perjalanan menuju pulau Handeuleum yang kebetulah satu arah dengan arah kami pulang. Disana kami hanya mampir sekitar 1 jam. Pulau ini cukup kecil, dari ujung ke ujung memakan waktu hanya sekitar 10 menit. Disini hanya ada dua buah rumah yang dijadikan resort. Pulau ini tidak seindah pulau Peucang, namun di ujung pulau ini ada sebuah kapal karam yang bisa dijadikan objek berfoto. Berikut :












Sekitar pukul 11.00 kami melanjutkan perjalanan. Saya manfaatkannya untuk menikmati detik-detik terakhir perjalanan ini, dan ini hasilnya :





Sekitar pukul 14.00 akhirnya kami sampai di ujung pulau Jawa, yaitu desar Sumur. Disana sudah disediakan makan siang untuk kami. Selesai makan, kami shalat, mandi dan bergegas pulang ke Jakarta.

Sekitar pukul 19.30 kami sampai di desa Baros, kami berhenti untuk mencicipi durian jatuhannya pak Arief yang sudah sangat terkenal di Pandeglang. Tempatnya sangat nyaman, dari mulai mesjid, toilet, sampai dengan tempat makan duriannya. Yang doyan duren wajib mampir kesini jika mengunjungi Pandeglang. Mantaaaffff!!!

Oiyah, kami membeli paket untuk penyewaan kapal, makan, dan penginapan, jadi kami tidak perlu repot untuk mengurusi semuanya. Berhubung ada beberapa sponsor yang membiayai trip kami, maka kami tidak mengeluarkan uang sepeserpun lagi selain Rp 300.00 all in. Sangat murah bukan untuk fasilitas yang cukup nyaman? :D

Tepat pukul 23.00 kami sampai di kantor. 

Begitulah perjalanan kami yang sangat menyenangkan. Selamat melakukan travelling mantemaaaan....