Sabtu, 12 Januari 2013

Wisata Budaya Baduy Dalam "Semakin dalam dengan alam"

Ini adalah trip pertama saya dengan komunitas kebanggaan saya, yaitu Backpacker Indonesia area  Jabodetabek. Pada pertama kali saat saya ikut komunitas ini pada bulan Oktober 2012 lalu, saya sempat bimbang karena banyak "ajakan" trip di komunitas ini. Dari trip paling mahal sampai trip paling murah, dari trip dalam negeri sampai trip luar negeri, dan dari trip pantai sampai naik gunung. Namun sebagai pembukaan   dan menghindari modus penipuan saya memilih trip yang paling murah dan tidak terlalu jauh, dan pilihan itu jatuh pada trip Baduy Dalam - Banten dan pendakian Gunung Gede - Cipanas, Cianjur yang masing-masing hanya menghabiskan biaya tranportasi, perijinan, dan guide sebesar Rp 80.000 dan Rp 70.000,- selama 2 hari 1 malam, yaitu pada hari Sabtu dan Minggu, 1-2 Desember 2012.
Kenapa saya sangat tertarik dengan kedua trip tersebut? Alasanannya selain murah dan dekat juga karena saya tertarik dengan wisata budaya di Baduy Dalam yang selama ini hanya saya kenal lewat cerita dan pelajaran di sekolah dulu. Dan untuk Gunung Gede sendiri itu selain karena letaknya ada di kabupaten tempat lahir saya, Cianjur yang tercinta (kebetulan saya sangat mencintai kota kelahiran saya) juga saya sangat tertarik akan bunga Edelwis-nya yang sangat langka dan melegendaris.
Berhubung saat itu sedang musim hujan, dan saya tidak diijinkan naik gunung untuk menghindari segala bentuk hal yang tidak diinginkan juga menghindari ketidakmenikmati perjalanan, maka saya memilih Baduy Dalam.
Hal pertama kali yang saya lakukan setelah saya menentukan pilihan adalah mencari teman untuk mengikuti trip ini. Ada beberapa orang yang saya ajak, tapi dengan berbagai alasan mereka tidak bisa ikut, dan yang saat itu bisa ikut adalah mbak Sofi, teman satu bagian di tempat kerja saya yang baru. Setelah mentrasfer biaya trip ini kepada panitia (team leader) trip ini, yaitu mbak Frita, saya pun lega dan tinggal menunggu waktunya yang terasa begitu lama, saking tidak sabarnya saya.
Saat saya begitu tidak sabar menghadapi euforia H-1 yaitu pada hari Jumat, 30 November 2012 tiba-tiba mbak Sofi membatalkan keikutsertaannya. Hal tersebut menjadi seperti kilat di siang bolong yang sangat cerah bagi saya. Namun saya tidak kehabisan akal, dan terpikir mengajak sahabat saya, Dani untuk menggantikan posisi mbak Sofi tersebut. Dan dia menjadi partner trip saya sampai saat ini dan beberapa trip saya kedepannya.
Berhubung saya belum mempunyai perlengkapan backpacker, maka saya meminjam tas kepada Dani, meminjam sepatu kepada mbak Ririn, dan membeli jas ujan sendiri (asalnya mau meminjam kepada mbak Titi). Berikut barang-barang yang saya bawa :



Sabtu, saya bangun pukul 04:00, lalu saya mandi, shalat, dan kemudian packing sebagian barang-barang yang belum masuk ke carrier saya (carier yang sama pinjam maksudnya, hahaha). Dan sekitar pukul 05:30 saya berangkat dari kosan menuju stasiun Tanah Abang, dimana menjadi meeting point-nya pada pukul 07:00 dengan menaiki kopaja 615 (Lebak Bulus-Tn Abang) yang melewati Fatmawati dimana saya tinggal. Namun perjalanan kami menuju Tn Abang tidak mulus, kopaja yang kami tumpangi mogok di tengah jalan, padahal saat itu perjalan masih setengahnya lagi. Kesel dicampur takut kesiangan, kami (Saya dan Dani) kemudian mencari bis lain, dan akhirnya sekitar pukul 6:50 kami sampai ke St Tn Abang setelah jalan kaki sekitar 10 menit dari tempat turunnya bis tersebut.
Kaki saya merasakan kesakitan dengan sepatu yang saya gunakan, sepatu tersebut kekecilan (maklum hasil minjam, hahaha), lalu tak habis pikir, kami mencari warung yang menjual sendal jepit, dan dengan memasuki pasar yang saat itu becek dan berdesa-desakan akhirnya saya menemukan penjual sendal swallow dengan harga yang standar yaitu Rp 7.000.

Kemudian kami menuju meeting point, yaitu dengan loket masuk stasiun Tn Abang. Disini kami tidak mengenal siapapun, hanya saja kami berpikir bahwa teman kami adalah mereka yang menggunakan carries didampingi dengan sepatu/sendal tracking (sepatu/sendal gunung). Akhirnya kami bertemu dengan mbak Frita, beliau memberi kami tiket kereta seharga Rp 3.500 dengan perjalanan St Tn Abang - St Rangkasbitung. Murah bukan?
Setelah jam menunjukan pukul 07:50 kami semua memasuki gerbong kereta kelas ekonomi tersebut. Dimana saya rasa kereta ini cukup bagus untuk sekelas ekonomi dengan harga yang murah. Perjalanan dengan kereta ini selama lebih dari 2 jam. Pukul 09:20 kami sampai di kota Rangkasbitung-Banten. Kami berjalan kaki melewati rel menuju terminal elf yang dekat dengan stasiun ini. Untuk mengangkut para BPI ini, sang leader, yaitu mbak Frita menyewa 2 buah elf.\, dan saya berangkat dengan elf ke-2. Sambil menunggu satu orang lagi yang ketinggalan di Jakarta, kami memakan duren yang dibeli mbak Riri, yang saat itu sedang musim.


Beberapa jam menunggu akhirnya teman satu tri kami datang. Dan kami pun berangkat sekitar pukul 10:20.


Sekitar pukul 11:40 kami sampai di desa Ciboleger, Lebak-Banten. Disini lah perjuangan kami melewati pedesaan, bukit, pegunungan dan lembah-lembah akan dimulai. Sebelum melakukan tracking ini kami shalat dan mengisi perut terlebih dahulu, karena lapar dan haus melanda. Selain itu juga tak lupa foto :D


Ini dia track yang harus kita lalui sebelum kita mencapai tujuan kita, yaitu desa Baduy Dalam.


Pukul 13:00 kami memulai perjalanan kami, dan disini dimulai dengan hanya mengandalkan kekuatan dan kekokohan kaki, pundak, mental, dan kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.
Ini dia kampung pertama yang kami lewati :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar